Reformasi dan Mahasiswa
Monday 29 June 2009
Setelah turunnya rezim orde baru 11 tahun yang lalu tepatnya tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari kursi kepresidenannya. Yang kemudian digantikan oleh wakilnya pada waktu itu B.j. Habiebie sebagai presiden RI. Semenjak itulah proses reformasi berawal sampai sekarang. Kebebasan beraktifitas dan mengemukakan pendapat kita rasakan.
11 tahun reformasi tidak bisa dilepaskan dari perjuangan mahasiswa. Ketika kita mendengar reformasi maka yang teringat dalam benak kita adalah mahasiswa. Maka tidak heran mahasiswa mendapat berbagai gelar seperti; ‘agent of change, ‘direct of change, ‘creative minority’, ‘calon pemimpin bangsa’, dan lain sebagainya. Berbagai perubahan besar dalam persimpangan sejarah menempatkan mahasiswa dalam posisi terhormat, sehingga mahasiswa menjadi harapan bangsa, harapan masyarakat, harapan egara, bahkan harapan dunia. Maka harapan-harapan dan berbagai gelar yang didapatkan mahasiswa jangan sampai “dikotori” hanya untuk mendapatkan keuntungan sesaat.
Mahasiswa sebagai pemuda terdidik merupakan warisan termahal bangsa ini. Dengan segala kepemudaanya, mahasiswa berada dalam puncak kekuatan manusia dalam berbagai aspek potensinya. Dalam buku “Risalah Pergerakan Mahasiswa” yang ditulis oleh Indra Kusumah membagi potensi mahasiswa menjadi empat bagian, yaitu:
Potensi Spiritual
Ketika meyakini sesuatu, seorang pemuda dan mahasiswa sejati akan memberi secara ikhlas tanpa mengharapkan pamrih. Mereka berjuang dengan sepenug hati dan jiwa.
Potensi Intelektual
seorang pemuda dan mahasiswa sejati berada dalam puncak kekuatan intelektualnya. Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.
Potensi Emosional
Keberanian dan semangat yang senantiasa membara dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang mahasiswa. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular ke dalam jiwa bangsanya. Maka jangan heran mereka pun seringkali menantang arus zaman dan mampu membelokkan arah sejarah sebuah bangsa.
Potensi Fisikal
Secara fisik pun mahasiswa berada dalam puncak kekuatan diantara dua kelemahan. Kelemahan ketikan bayi dan kelemahan ketika tua (pikun). Mahasiswa sejati terlepas dari dua kelemahan tersebut.
Perpaduan keempat potensi di atas yang sedang berada dalam puncak kekuatannya menjadikan mahasiswa dan gerakan yang dibangunnya senantiasa diperhitungkan dalam keputusan-keputasan besar sebuah bangsa. (dikutip dari buku “Risalah Pergerakan Mahasiswa” karya Indra Kusumah).
Dengan keempat potensi diatas, saya percaya mahasiswa mampu mengawal proses reformasi dalam sebuah negara demokrasi ini sampai terwujudnya kesejahteraan bangsa, walaupun reformasi yang kita rasakan saat ini masih jauh dari cita-cita dan harapan-harapan bangsa Indonesia.
Penulis adalah Anggota Aktif
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) Daerah Riau
11 tahun reformasi tidak bisa dilepaskan dari perjuangan mahasiswa. Ketika kita mendengar reformasi maka yang teringat dalam benak kita adalah mahasiswa. Maka tidak heran mahasiswa mendapat berbagai gelar seperti; ‘agent of change, ‘direct of change, ‘creative minority’, ‘calon pemimpin bangsa’, dan lain sebagainya. Berbagai perubahan besar dalam persimpangan sejarah menempatkan mahasiswa dalam posisi terhormat, sehingga mahasiswa menjadi harapan bangsa, harapan masyarakat, harapan egara, bahkan harapan dunia. Maka harapan-harapan dan berbagai gelar yang didapatkan mahasiswa jangan sampai “dikotori” hanya untuk mendapatkan keuntungan sesaat.
Mahasiswa sebagai pemuda terdidik merupakan warisan termahal bangsa ini. Dengan segala kepemudaanya, mahasiswa berada dalam puncak kekuatan manusia dalam berbagai aspek potensinya. Dalam buku “Risalah Pergerakan Mahasiswa” yang ditulis oleh Indra Kusumah membagi potensi mahasiswa menjadi empat bagian, yaitu:
Potensi Spiritual
Ketika meyakini sesuatu, seorang pemuda dan mahasiswa sejati akan memberi secara ikhlas tanpa mengharapkan pamrih. Mereka berjuang dengan sepenug hati dan jiwa.
Potensi Intelektual
seorang pemuda dan mahasiswa sejati berada dalam puncak kekuatan intelektualnya. Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.
Potensi Emosional
Keberanian dan semangat yang senantiasa membara dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang mahasiswa. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular ke dalam jiwa bangsanya. Maka jangan heran mereka pun seringkali menantang arus zaman dan mampu membelokkan arah sejarah sebuah bangsa.
Potensi Fisikal
Secara fisik pun mahasiswa berada dalam puncak kekuatan diantara dua kelemahan. Kelemahan ketikan bayi dan kelemahan ketika tua (pikun). Mahasiswa sejati terlepas dari dua kelemahan tersebut.
Perpaduan keempat potensi di atas yang sedang berada dalam puncak kekuatannya menjadikan mahasiswa dan gerakan yang dibangunnya senantiasa diperhitungkan dalam keputusan-keputasan besar sebuah bangsa. (dikutip dari buku “Risalah Pergerakan Mahasiswa” karya Indra Kusumah).
Dengan keempat potensi diatas, saya percaya mahasiswa mampu mengawal proses reformasi dalam sebuah negara demokrasi ini sampai terwujudnya kesejahteraan bangsa, walaupun reformasi yang kita rasakan saat ini masih jauh dari cita-cita dan harapan-harapan bangsa Indonesia.
Penulis adalah Anggota Aktif
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) Daerah Riau
0 comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)